Penjarahan dilakukan dari dua arah, yakni sisi depan pabrik yang menghadap Jalan Yos Sudarso, dan bagian belakang yang berbatasan dengan sungai di Jalan Benteng Kota Bangun. Aksi ini melibatkan warga dari berbagai kalangan, termasuk remaja dan orang tua, baik pria maupun wanita.
Mereka terlihat bahu-membahu mengangkut besi pipa berukuran kecil hingga besar, bahkan mesin kompresor, menggunakan kendaraan seperti truk colt diesel, mobil pick-up, dan becak bermotor. Ironisnya, sejumlah pelaku juga menggunakan alat berat seperti mesin pemotong besi untuk membongkar struktur pabrik.
“Mereka mencuri menggunakan mesin pemotong. Besi H pun ikut dipotong dan diangkut menggunakan truk ke tempat penampungan,” ungkap Sutris, mantan karyawan PT ARB.
Menurut Sutris, pabrik kaca PT ARB sudah tidak lagi beroperasi sejak tahun 2019. Sejak saat itu, aksi pencurian terhadap aset perusahaan terus terjadi dan makin menjadi.
“Kalau ditotal, lebih dari 15 ton besi dan mesin telah dijarah. Kerugian kami perkirakan lebih dari Rp1 miliar,” jelasnya.
Sutris mengaku telah beberapa kali melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian. Meski sempat ada penangkapan, aksi penjarahan tetap berlangsung dan bahkan semakin masif.
“Penangkapan yang dilakukan selama ini belum memberikan efek jera. Kami khawatir semua aset perusahaan habis dijarah jika tidak segera ditindak tegas. Kami berharap ada penjagaan dari pihak kepolisian di lokasi,” harapnya.
Sementara itu, Kapolsek Medan Labuhan Kompol Tohap Sibuea melalui Kanit Reskrim Iptu Dr. Hamzar Nodi menyatakan bahwa pihaknya telah menindaklanjuti laporan tersebut.
“Kami sudah menindaklanjuti. Sejumlah pelaku dan barang bukti sudah kami amankan,” tegasnya saat dikonfirmasi.
Pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan lebih lanjut guna mencegah aksi serupa di lokasi yang sama.(Wan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar